Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pj Bupati Koltim Hadiri Kegiatan Keagamaan dan Budaya di Wia-wia, Berikut Sambutannya

Friday, 1 April 2022 | April 01, 2022 WIB Last Updated 2022-04-01T17:29:52Z


KOLTIM_TRANSJURNAL.COM-
Pj Bupati Koltim Hadiri kegiatan upacara Piodolan di Pura Dalem dan Mecaru Nawang Gempang serta di rangkaikan Mosehe Wonua, yang dilaksanakan di Desa Wia-wia Kecamatan Poli-polia Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Jum'at (01/April 2022).


Dalam sambutannya, Pj Bupati Kolaka Timur Ir. H. Sulwan Aboenawas, M.Si mengatakan, masyarakat Kolaka Timur Merupakan masyarakat yang sangat majemuk terdiri dari berbagai agama, suku, ras dan istiadat yang berbeda keragaman.


"Disatu sisi merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat berharga serta menjadi kebangsaan kita yang akan memberikan manfaat dengan sebesar-besarnya dalam pembangunan daerah yang kita cintai,"ucapnya.


Lanjut, Sulwan katakan, keragaman dan kemajemukan merupakan realitas sosial dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Kolaka Timur. 


"Hampir semua suku, agama, adat dan budaya menyatu dalam bingkai harmoni yang saling menjaga satu sama lainnya, saling menerima perbedaan dan hidup berdampingan sudah menjadi ciri masyarakat di Bumi Wonua Sorume ini,"katanya.



Masih kata Sulwan, Hal ini semua karena peran tokoh/pemuka agama dan majelis agama dari masing-masing agama dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada umatnya agar setiap pemeluk agama menjalankan ajaran agamanya dengan sebaik-baiknya.


"Sehingga akan tumbuh rasa persaudaraan diantara sesama dan tidak mempertentangkan perbedaan karena pada dasarnya agama adalah mengajarkan tentang kebaikan dan perdamaian,"terangnya.


"Saya selaku Pj.Bupati Kolaka Timur sangat mendukung segala bentuk kegiatan keagamaan agar kenyamanan dalam menjalankan kegiatan ibadah semakin ditingkatkan, pemerintah tidak pernah membeda-bedakan etnis, ras dan agama, ini telah dicontohkan oleh pemimpin kita terdahulu, termasuk Presiden RI bapak Joko Widodo yang mana beliau sangat menghargai kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan,"sambungnya.


Selanjutnya Sulwan katakan, kegiatan upacara Caru Nawang Gempang ini, bertujuan menetralisir alam serta memberikan upacara kepada roh-roh yang meninggal akibat salah pati, ulah pati, maupun kecelakaan sehingga roh-roh tersebut memiliki tempat dan kembali ke asalnya. Selain memberikan jalan kepada para roh, upacara Caru Nawang Gempang ini dilakukan untuk menetralisir alam dari wabah penyakit, seperti virus, penyakit mematikan atau yang lainnya. 


"Hal ini sejalan dengan Upacara Mosehe Wonua dimana memiliki arti yang serupa yaitu sebuah ritual yang bertujuan untuk menolak bala dan mensucikan daerah kita agar terhindar dari hal-hal yang merugikan diri kita dan daerah tempat kita tinggal yaitu Kabupaten Kolaka Timur yang kita cintai bersama,"tutupnya.(dsk)


Editor Alfandy.

×
Berita Terbaru Update