Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

SDN 89 BB Diduga Jadi Korban Penipuan Bahan Penghapus Noda Tembok dan CCTV Palsu

Tuesday, 7 June 2022 | June 07, 2022 WIB Last Updated 2022-07-07T08:11:05Z

Ketgam: Kepsek bersama guru SDN 89 Boepinang Barat saat memperlihatkan bahan penghapus noda tembok. (Ft, SPR).

BOMBANA_TRANSJURNAL.com-
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 89 Boepinang Barat (BB) yang terletak di Kelurahan Boepinang Barat Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana diduga jadi korban penipuan bahan penghapus noda tembok dan cctv palsu.


Bahan penghapus noda tembok yang dimaksud, berbentuk cair berwarna kuning mirip pelumas kendaraan yang di kemas dalam jerigen plastik, lain halnya dengan cctv yang berhadiahkan sebuah handphone tanpa merek diduga palsu.


Menurut Werdi salah seorang guru pengajar SDN 89 Boepinang Barat saat ditemui di ruang kantor bersama kepala sekolahnya, kepada transjurnal.com, Selasa, (7/6/2022). Menyampaikan bahwa, sekitar lima bulan yang lalu mereka kedatangan tamu dengan tujuan menawarkan bahan penghapus atau pembersih coretan papan tulis, lantai dan dinding tembok.


"Pak tua (penjual) promosikan katanya mudah terbuka mengkilat dan bersih jika digunakan untuk penghapus noda yang melekat di papan tulis bisa juga lantai keramik maupun coretan dinding tembok, saat mereka praktekkan ternyata terbukti saat itu," sebutnya.



Selanjutnya Werdi bilang, dengan senang hati membeli produk tersebut bersama kepala sekolah dan teman gurunya setelah mendengar arahan dan penjelasan sipenjual, lalu memesan empat jerigen isi lima liter perjerigennya dengan total harga satu juta empat ratus ribu rupiah.


"Yaa, kami tertarik dengan penjelasan sipenjual kemudian kami pesan 4 jerigen untuk mencobanya, perjerigennya dikenakan Rp. 350.000, dan ini barangnya masih ada, mau di pake juga tidak ada gunanya setelah kami coba tidak betul kalau itu fungsinya bisa menghilangkan noda atau kotoran lantai ataupun dinding tembok," kesalnya.


"Jadi kami sekarang benar-benar kecewa dan merasa tertipu dan ini pembelajaran buat kami serta teman-teman yang lain karena yang beli barang ini bukan hanya kami ada juga di sekolah lain selain kami. Sehingga sejak hari itu kami mulai berhati-hati meskipun mengatakan mereka kerja sama pihak dinas kami tetap waspada," sambungnya.



Selain itu, kata Werdi, empat tahun yang lalu pernah membeli cctv seharga Rp. 3.000.000, persatu yunit beserta handphonenya pada saat dioperasikan normal setelah berapa hari kemudian sudah tidak berfungsi.


"Kalau penjual cctv itu, orangnya masih mudah, hanya saja kami tidak tau asalnya dari mana, kami melihat barang itu asli tanpa berpikir kami langsung membelinya setelah dipasang beberapa hari kemudian sudah tidak normal, ingin di kembalikan bingung karena tidak ada alamat yang jelas dari sipenjualnya," bebernya.


Lebih lanjut, Werdi sampaikan bahwa cctv palsu itu yang ditawarkan bukan hanya pihak sekolah jadi korbannya, namun dengan sebagian guru di SDN itu, melainkan untuk kebutuhan rumah pribadi mereka.


" Cctv yang dibeli sebanyak 7 yunit pak, termasuk saya untuk keperluan rumah pribadi, begitu juga dengan kawan guru yang lain, jadi sekarang cctvnya sebagai pajangan saja," ungkap Werdi, sembari menunjuk cctv palsu yang menempel di tembok kantor SDN 89 BB.


Laporan: Tim.

×
Berita Terbaru Update