Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pemda Koltim Targetkan Angka Stunting Turun Jadi 14 Persen di 2024

Friday, 5 August 2022 | August 05, 2022 WIB Last Updated 2022-12-01T06:17:33Z

Ketgam: Pertemuan Rembuk Stunting dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting tahun 2022, Pj. Bupati Koltim Ir. H. Sulwan Aboenawas, M.Si paparkan angka presentasi yang di peroleh Daerah Kolaka Timur berdasarkan data riset Kesehatan Nasional dengan menargetkan tahun 2024 bisa mencapai 14 persen. (Ft, Epn)

KOLTIM-Transjurnal.com-
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024 mendatang. Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Timur (Koltim) Sulwan Aboenawas pada kegiatan rembuk stunting aksi ketiga memaparkan presentasi yang diperoleh.


Berdasarkan data riset kesehatan  (riskesdas) kementerian kesehatan angka nasional menunjukkan penurunan untuk daerah Koltim, di Aula rapat Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang), Jum'at 5/8/2022.


Diawal sambutannya, Pj Bupati Koltim mengajak semua hadirin yang berada dalam ruangan kegiatan rembuk stunting   untuk terlebih dahulu mengucapkan salam dan doa kepada yang mahakuasa atas terselenggaranya kegiatan tersebut.


"Saya mengajak kepada kita semua untuk senantiasa mempersembahkan puji dan syukur kehadirat allah swt, karena atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-nya pada siang hari ini kita sekalian dapat bersama-sama hadir di tempat ini dalam rangka "rembuk stunting" dalam keadaan sehat wal'afiat," ucap Sulwan.


Tak lupa pula memberi ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tamu undangan yang menghadiri rembuk stunting (aksi 3) penurunan stunting tahun 2022 kabupaten koltim pada hari ini, yang sebelumnya pemerintah kabupaten koltim telah melaksanakan aksi 1 (analisis situasi) dan aksi 2 (rencana kegiatan), guna mendukung priotas nasional penurunan stunting.



"Sehingga dapat meningkatkan integrasi intervensi gizi prioritas bagi rumah tangga 1.000 hpk (hari pertama kehicepatan, dan pencegahan stunting ini merupakan program pemerintah secara nasional yang berjenjang dan berkelanjutan secara terus menerus," katanya.


"Baik kategori desa lokus maupun desa yang tidak masuk dalam lokus, dimana masyarakat wajib secara keseluruhan untuk ikut terlibat dan berupaya bersama-sama mencegah sebelum terjadi kondisi stunting, yang sering disebut kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah 2 (dua) tahun disebabkan kurang gizi kronis dan terjadi sejak ibu mulai mengandung sampai anak usia 2 (dua) tahun," sambungnya.


Lanjut Ia katakan, dalam hal pencegahan stunting pemerintah pusat sangat serius melaksanakan pengendalian penurunan stunting untuk membebaskan setiap anak indonesia dari risiko terhambatnya perkembangan otak dan fisik, menurut data riset kesehatan (riskesdas) kementerian kesehatan angka nasional menunjukkan penurunan dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8%% tahun 2018 dan tahun 2019 27,7%, tahun 2021 24,4%.


"Sedangkan Kabupaten Kolaka Timur berdasarkan data aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau e-ppgbm tahun 2019, 22,3% tahun 2020, 15,7%, tahun 2021, 15,4% dan yang artinya kolaka timur dibawah rata-rata nasional, capaian ini. Keberhasilan kita semua pemerintah dan masyarakat kabupaten kolaka timur, yang serius dalam pengendalian pencegahan stunting," terangnya.


Lebih lanjut Sulwan sampaikan, bahwa pelaksanaan intervensi gizi penurunan stunting terintegrasi membutuhkan perubahan pendekatan pelaksanaan program dan perilaku lintas sektor agar program dan kegiatan intervensi gizi dapat digunakan oleh keluarga sasaran, sasaran rumah tangga 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). 


"Dimana pemerintah kabupaten kolaka timur secara bersama-sama melakukan konfirmasi, koordinasi dan sinkronisasi. Langkah tersebut dilakukan untuk menghasilkan data analisis situasi serta rencana kegiatan dari OPD penanggung jawab layanan di kabupaten kolaka timur dengan hasil perencanaan partisipatif masyarakat yang dilaksanakan melalui musrenbang desa, kelurahan dan kecamatan dalam upaya penurunan stunting di lokasi fokus, sehingga dari hasil analisa situasi aksi 1 menghasilkan lokus upaya pencegahan stunting tahun 2020/2021, 8 kecamatan, 31 desa," bebernya.


Sedangkan lokus pencegahan stunting pada tahun 2022, kata mantan Camat ini, enam Kecamatan 16 Desa yang terdiri dari Kecamatan Dangia, diantaranya Desa Wande, Desa Tetembuta, Desa Talinduka  dan Desa Lalokateba. Sementara di Kecamatan lambandia, yaitu Desa Inotu, Desa Lambandia.


"Kemudian Kecamatan ueesi, adalah Desa Kowunandepiha, Desa Likuwalanapo, Desa Alaaha, Desa Ahilulu  dan Desa ueesi. Untuk Kecamatan aere, yaitu Desa Watuwoha, Desa Taore, Desa Ulundoro.  Dikecamatan poli-polia terdapat hanya satu yaitu Desa Puundokulo, terakhir di Kecamatan Uluiwo, yakni Desa Tawanga," urainya.



Diakhir sambutannya, Pj Bupati Koltim berharap pada rembuk stunting ini dapat menghasilkan kesepakatan dan komitmen bersama pencegahan stunting yang terintegrasi agar semua pihak yang terkait senantiasa berkoordinasi dan melaksanakan tugas.


"Dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing untuk menjawab tuntutan serta harapan masyarakat akan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat" harapnya.


Akhirnya, masih kata mantan kepala OPD ini, dengan senantiasa memohon petunjuk dan ridha allah swt, tuhan yang maha esa seraya mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, bahwa pada hari ini, jum'at 5 agustus 2022 kegiatan "rembuk stunting" dengan resmi dinyatakan dibuka.


"Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh peserta dan pihak yang terlibat pencegahan stunting, semoga segala upaya dan kerja keras kita dalam rangka memajukan dan mensejahterakan masyarakat kolaka timur, dapat terwujud dan bernilai ibadah disisi allah swt," tambahnya.


Laporan: Epin 

×
Berita Terbaru Update