KOLTIM – Transjurnal.com – Perayaan HUT Transmigrasi ke-50 Suku Bali di Koltim disiapkan secara matang. Hal itu disampaikan ketua panitia Made Rame didampingi Dewa Dewi sebagai bendahara dari kegiatan itu, disela- sela kegiatan tersebut, tepatnya di Pura Kelurahan Atula Kecamatan Ladongi, Jumat kemarin (23/9/2022).
“Perayaan ini kami matangkan kurang lebih satu minggu sebelum hari H. Ini juga bagian dari rasa syukur kami yang sudah bertransmigrasi selama 50 tahun,” terangnya.
Ia mengenang tahun 1972 pertama menginjakan kaki di Sultra, Ladongi belum seramai sekarang bahkan jalan saja belum ada.
“Jangankan mobil, motor, sepeda gayung saja di 50 tahun yang lalu itu dihitung jari di Desa Atula, Welala ini,” kenang Made Rame itu.
Rasa syukur itu juga bertambah kata Made Rami, dimana sebagian putra/putri Bali juga sudah banyak sarjana guru, bahkan sudah ada yang menjadi Kepala Dinas.
“Di sini juga sudah ada dua orang dokter yang lahirnya di sini. Tadi mereka melakukan bakti sosial pengobatan gratis kepada kurang lebih 200 masyarakat. Kami layani kami periksa kami berikan obat,” terangnya.
Ia juga menyebut tahun 1972 Suku Tolaki Mekongga kurang lebih 100 KK di Ladongi Jaya tepatnya di kompleks pasar sekarang. “Di situ kami selalu bergandengan tangan. Bibit ubi dia yang kasih, bibit pohon pisang saya minta sama mereka dan itu selalu terjaga sampai sekarang,” imbuhnya.
Yang paling berkesan kata Made Rami adalah mereka disambut dengan adat Kalosara yang dimana Suku Tolaki meyakini Kalosara itu sangat sakral. Dan diterima langsung tokoh adat pada saat itu.
“Makanya sampai hari ini kami khususnya masyarakat Bali dengan pribumi di sini tidak pernah ada miskomunikasi karena kami mengedepankan persaudaraan dan kebersamaan,” paparnya.
Nampak juga terlihat, Wakil Ketua DPRD Konawe Kadek Raih Sudiani dengan hadir memberikan bingkisan bagi pemenang perlombaan pada kegiatan tersebut.
“Tentunya sebagai panitia penyelenggara pertama kami haturkan kepada sang pencipta atas berkatnya seluruh kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu kami atas nama panitia berniat dengan suksesnya kegiatan kami ini tentu atas dukungan seluruh masyarakat terutama yang ada di Kelurahan Atula dan Welala,” jelasnya.
Made Rami juga menyampaikan siapapun yang terlibat pada kegiatan tersebut dirinya sangat memuji kemuliaan hatinya.
Senada juga disampaikan Bendahara HUT Transmigrasi Dewa Dewi bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai syukuran terutama dari Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kecamatan Ladongi. Rasa syukur diungkapkan lewat tarian Kejang Sari yang dibawakan oleh WHDI Kecamatan Ladongi.
“Ini adalah kolaborasi antara budaya lokal juga yang kami minta seperti terlihat tadi pertama tarian Tolaki yang disebut Tarian Mondotambe. Karena, kami menyadari bahwa kami Suku Bali hidup menjadi orang Kolaka Timur. Jadi apapun itu yang namanya lokal kita harus bisa memasuki termasuk tarian lulonya, budayanya, makanannya. Saya sarankan pada orang saya wajib kita junjung tinggi tempat kita seperti kata pepatah di mana langit dipijat di situ langit dijunjung,” harapnya.
“Kedepannya, mudah-mudahan generasi dimana saya termasuk generasi yang kedua mudah-mudahan generasi yang ketiga akan lebih menjalin keharmonisan antara kami dan kawan-kawan Tolaki yang ada di Kolaka Timur,” pungkasnya.
Laporan : Epin