KENDARI - TRANSJURNAL.com - Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi wilayah dengan kekayaan alam melimpah, mulai dari sektor industri pertambangan, pertanian, perkebunan, hingga hasil laut.
Meski demikian, begitu banyak kepentingan masyarakat yang harus diperjuangkan, mulai dari bidang kesehatan, hingga dari sisi ketimpangan ekonomi, sehingga kebijakan dan program yang ada sejatinya menyasar kepentingan rakyat.
Sadar akan hal tersebut, salah satu generasi muda berprestasi, H. Muhlis, S. Si, bertekad maju sebagai calon anggota Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) Dapil Sultra, pada Pilcaleg 2024 mendatang.
Dalam bidang bisnis, H. Muhlis memiliki prestasi mentereng. Dirinya merupakan pendiri PT MJA yang berpusat di Pulau Kalimantan, dengan karyawan yang tersebar di berbagai wilayah nusantara.
Bicara bidang pemerintahan, H. Muhlis juga punya pengalaman panjang sebagai Kepala Desa (Kades), di salah satu wilayah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) periode 2007-2012.
H. Muhlis kepada awak media, Sabtu (21/1/2023), mengungkapkan bahwa dirinya tampil lewat jalur DPD-RI, demi memperjuangkan kepentingan masyarakat Sultra yang selama ini aspirasinya belum sepenuhnya terakomodir.
Jalur DPD-RI menurutnya merupakan pilihan tepat, sebab tidak adanya intervensi dari partai politik (Parpol) tertentu. Selain itu, dirinya tampil sebagai model baru, karena selama ini posisi jalur independen di Pusat kurang populer sehingga ia matangkan dirinya untuk tampil wakili Daerahnya.
“Senator harus bekerja dengan baik sehingga tidak mengorbankan masyarakat Sultra. Makanya saya tampil ditengah-tengah semua keluarga dan masyarakat untuk menunjukkan bahwa kami pun juga dari masyarakat biasa, bisa berkiprah sampai ke senayan,” ujarnya.
Diterangkan, sejatinya peran DPD-RI sangat penting yakni mensinkronisasikan program Daerah dan Pusat, sehingga senator bisa berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten dan Provinsi Sultra, sehingga kebijakan tepat sasaran kepada rakyat.
“Jadi kita menyuarakan itu. Kalau saya berani berteriak, saya tidak punya kepentingan apa-apa, saya berasal dari rakyat kecil,” ujarnya.
Muhlis menjelaskan, dirinya sebagai Pendiri PT Makin Jaya Agung (MJA) berskala nasional bahkan internasional, maka banyak hal yang bisa dilakukan bersama demi kepentingan masyarakat, salah satunya tanaman gaharu yang bisa menjadi “branding” baru karena belum terekspos secara besar.
“Kita bisa bekerjasama dengan beberapa masyarakat Sultra, untuk bisa membudidayakan tanaman gaharu, kita juga bisa latih untuk jadi entrepreneur (Pengusaha). Intinya membantu masyarakat bukan hanya kita harap ABPD dan APBN saja,” terangnya.
Dirinya juga mengaku punya mitra usaha di 17 kabupaten dan kota di Sultra. Selama ini dirinya keliling sembari melihat kondisi di lapangan, sehingga ia paham benar apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Salah satu yang permasalahan yang ditemuinya yakni bidang kesehatan, dimana pemerintah menyiapkan BPJS, namun prakteknya hanya pengobatan saja, bukan jaminan kesehatan yang lebih baik.
“Kemudian di bidang pendidikan juga, semua butuh jaminan pendidikan sehingga harus dirangkul,” katanya.
Muhlis juga mengaku bakal merangkul siapapun. Pejabat kata dia, sejatinya tidak ada jarak dengan masyarakat dan mampu membangun koneksi dengan pihak manapun.
“Saatnya masyarakat memilih yang terbaik. Sekarang ada anak kampung, ada anak Desa, tapi punya perusahaan Nasional, bercita-cita untuk membangun Masyarakat Sultra,” tutup Muhlis.
Laporan : Epin