Foto Istimewa |
KOLTIM - TRANSJURNAL.com - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) kabupaten Kolaka Timur sebagai Li-Ning sektor percepatan penurunan stunting tahun 2023.
Untuk itu, DPPKB Koltim dibawa komando Hj Ulfawati, S.Kep menggelar orientasi percepatan penurunan stunting yang dimulai dari kecamatan Tirawuta, Loea, Ladongi dan Mowewe dilanjutkan di kecamatan Dangia, Poli-polia dan berlangsung hari ini di kecamatan Aere, Kamis, 9/3/2023.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala DPPKB Koltim atau yang mewakili beserta jajaran, Satgas Percepatan Penurunan Stunting Sultra, Kepala UPTD KB kecamatan Aere, Kapus Aere, serta Tim Penggerak Keluarga (TPK) dan peserta orientasi.
Kegiatan tersebut diawali sambutan Camat Aere melalui Kasi Trantib, Kaharuddin, S.Ag menyampaikan kepada peserta orientasi di kecamatan Aere dapat mensosialisasikan terhadap masyarakat di masing-masing desanya terkait percepatan penurunan stunting.
"Saya harap para peserta bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik dan bisa mensosialisasikan kepada masyarakat di desa masing-masing dalam rangka percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Kolaka Timur terkhusus di kecamatan Aere," harap Kaharuddin.
Sementara itu, menurut salah satu pemateri orientasi bahwa keterangan WHO tahun 2020, stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi reversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.
"Sedangkan Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan," ungkapnya.
Lebih lanjut Ia katakan, penyebab utama stunting itu diantaranya, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
"Buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita," katanya.
Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, kata Dia diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, hal ini bisa juga dilakukan dengan memperhatikan pola makan dengan mengkonsumsi jenis makanan beragam dan seimbang.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu hamil, bayi dan balita.
3. Mengatasi permasalahan anak yang susah makan dengan cara memberikan variasi makanan kepada anak.
4. Menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik bagi keluarga.
5. Memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stunting serta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak.
6. Melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan IDAI. (Dsk)
Laporan : Epin