Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kadis Ketapang Koltim Apresiasi Kelompok Tani yang Manfaatkan Lahan Pekarangan Guna Pencegahan Stunting

Friday, 16 June 2023 | June 16, 2023 WIB Last Updated 2023-06-17T03:01:19Z

Ketgam: Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Kolaka Timur, Dr.Ir. Idarwati, MM

KOLTIM - TRANSJURNAL.com -
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dalam rangka upaya untuk mendukung diversifikasi pangan sehingga masyarakat dapat mengonsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) yang dapat berguna untuk menurunkan angka pencegahan Sunting di Kolaka Timur.


Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis)  Ketahanan Pangan Kabupaten Kolaka Timur, Dr. Ir. Idarwati, MM  bahwa untuk  mewujudkan masyarakat yang sehat, aktif dan produktif, maka dirinya menghimbau agar Masyarakat dapat  memanfaatkan pekarangan dengan menanam berbagai jenis tanaman sayur-sayuran serta  menggunakan pupuk organik, seperti yang dilakukan salah satu Kelompok Wanita Tani Berkah di Desa Bou Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur.


"Sekarang kami berada di Desa Bou pada kelompok Wanita Tani Berkah Kecamatan Lambandia ini dalam rangka pemanfaatan lahan  pekarangan sekaligus pengelolah Pupuk Organik yang ada di Kabupaten Koltim," ucap Kadis Ketapang Koltim baru-baru ini.


Doktor Idarwati saat mengunjungi Rumah bibit kelompok wanita tani berkah di Desa Bou Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur 

"Seperti yang kami lihat, Kelompok Wanita Tani Berkah ini tidak pernah berhenti  mengajak anggotanya untuk pemanfaatan pekarangan dan kita lihat ini semua bibit sudah siap ditanam di Polibag, setelah pembibitan dengan berbagai jenis tanaman Sayur seperti, Seledri, Kool, Sawit, Tomat dan juga Bawang," sambungnya.


Idarwati mengungkapkan bahwa kegiatan Kelompok Wanita Tani Berkah merupakan salah satu upaya untuk mendukung penurunan stunting di Wilayah Kabupaten Kolaka Timur. 


"Nah sekarang ini kita ingin bagaimana pengolahan penanaman ini menjadi makanan beragam bergizi dan berimbang serta aman dari pestisida  yang dapat menjadi residu-residu yang tidak bermanfaat pada tubuh kita," ungkapnya.


Kadis Ketapang Koltim bersama pengolah  pupuk organik di lahan pekarangan 

Sementara itu, salah satu Petani Penggerak Desa Bou mengatakan bahwa dirinya menilai bahwa  berdasarkan  riset Pertanian diera modern sekarang ini beberapa Makanan sudah terkontaminasi dengan sat-sat Kimia yang berasal dari penggunaan Pupuk dan pestisida yang berbahan Kimia.


"Di Tahun 2015 saya telah disampaikan sama Doktor Nugroho bahwa riset pertanian di Indonesia kalau tidak diubah secepatnya maka Manusia generasi ketiga kedepannya biasa saja umurnya tinggal 20 tahun," jelasnya.


"Nah disitulah saya mengambil langkah-langkah  untuk mengembangkan pupuk organik karena cara ini cukup baik sebenarnya hanya karena adanya residu kimia yang masuk di wilayah kita merusak lingkungan sehingga mikroba yang ada di dalam tanah menyebabkan punah," sambungnya menerangkan.


"Sehingga itulah yang menyebabkan kami mau mengembangkan mikroba lokal, karena pada intinya mikroba lokal dapat hidup 1000 tahun," tambahnya.


Laporan : Epin

×
Berita Terbaru Update