Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Distanak Kolaka Timur Lakukan Gerdal Penyakit Blas di Lalolae

Wednesday, 17 July 2024 | July 17, 2024 WIB Last Updated 2024-07-17T11:44:14Z


KOLTIM - TRANSJURNAL.com –
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Kolaka Timur menggelar Gerakan Pengendalian (Gerdal) penyakit blas (Pyricularia oryzae) di Desa Keisio, Kecamatan Lalolae, pada Rabu (17/7/2024).


Kegiatan ini dilakukan menyusul hasil pengamatan dari Petugas Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) yang mendeteksi penyebaran penyakit blas di lahan padi setempat.


Koordinator POPT Kabupaten Kolaka Timur, H. Tambaru, SP, M.Si, bersama dengan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Kolaka Timur, Ridwan, S.Pi, M.Si, serta Kepala Bidang Tanaman Pangan, Sudirman, STp, dan tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari BPP Lalolae, memimpin aksi Gerdal di kelompok tani "Bunga Mekar" di Desa Keisio yang dihadiri dari 140 orang petani.


"Penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae Cav. dapat merusak tanaman padi di berbagai jenis lahan, termasuk lahan kering, tadah hujan, dan irigasi," ungkap Ridwan.



Ia menjelaskan bahwa intensitas penyakit blas yang tinggi bisa menyebabkan kehilangan hasil panen hingga 90% atau lebih. Di Desa Keisio, penyakit ini telah menyebar di area seluas 5 hektare dari total lahan 329 hektare, yang merupakan bagian dari luas lahan sawah di Kecamatan Lalolae sebesar 805 hektare.


"Melalui program GEMAS (Gerakan Membangun dan Melayani Masyarakat) Kabupaten Kolaka Timur, dibawah arahan Bapak Bupati, Abd Azis, SH., MH, kami segera melakukan tindakan pengendalian dengan fungisida yang sudah dikoordinasikan melalui petugas pertanian dan kelompok tani," tambah Ridwan.


Adapun tujuan dari kegiatan ini kata Ridwan adalah untuk mengendalikan penyakit busuk leher (blas) yang sedang menyerang sebagian lahan di Desa Keisio dan mencegah penyebarannya ke lahan pertanian lainnya. 


"Penyakit blas menyerang tanaman padi baik pada fase vegetatif maupun generatif. Apabila tidak dikendalikan dengan baik pada fase awal, penyakit ini dapat kembali muncul saat fase malai padi, yang dikenal sebagai penyakit potong leher," terang Kadis.


Selain itu, Kadistanak Koltim juga menjelaskan dan mengedukasi petani mengenai prinsip 6 tepat dalam pengendalian hama dan penyakit, yakni, 1. Tepat Sasaran : Mengamati jenis OPT yang menyerang tanaman sebelum menentukan jenis pestisida yang akan digunakan.

2.Tepat Jenis : Memilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan OPT atau komoditas tanaman tertentu.

3.Tepat Pengaplikasian : Memperhatikan peralatan semprot, alat pelindung diri, dan keadaan cuaca sebelum melakukan penyemprotan.

4.Tepat Waktu : Menyesuaikan waktu penggunaan pestisida dengan populasi OPT dan kondisi bioekologi OPT.

5.Tepat Dosis/Konsentrasi : Menghindari ketidaktepatan dosis yang dapat menyebabkan resistensi, resurjensi, atau residu pada hasil panen.

6.Tepat Mutu : Memastikan mutu pestisida yang digunakan terdaftar, tidak rusak, tidak kadaluarsa, dan mendapat izin dari Komisi Pestisida.



Para petani juga diajarkan cara pencegahan penyakit blas seperti menggunakan benih berlabel dan sehat, perlakuan benih dengan fungisida, menghindari penggunaan pupuk nitrogen berlebih, mengurangi kelembaban tanaman dengan Tanam Jajar Legowo, serta menerapkan sanitasi lingkungan untuk menghilangkan inang alternatif jamur.


Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan penyakit blas dapat dikendalikan dan tidak lagi menjadi ancaman bagi para petani di Desa Keisio, Kecamatan Lalolae.


Laporan Redaksi

×
Berita Terbaru Update