Antonius Baunsele, SH, Kepala Desa Sari Mukti Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara, saat diwawancarai awak media di Kantornya. Rabu, 19/02/2025. (Ft,Tj)
KONUT - TRANSJURNAL.com - Baru satu tahun delapan bulan menjabat sebagai Kepala Desa Sari Mukti, Antonius Baunsele, SH langsung mengambil langkah strategis dalam memprioritaskan kebutuhan dasar warganya. Salah satu program utama yang dijalankannya adalah pengadaan air bersih, mengingat daerah tersebut kerap mengalami permasalahan kualitas air akibat aktivitas pertambangan yang semakin meluas.
Menurut Antonius, sumber air utama desa mereka berasal dari pegunungan. Namun, aktivitas pertambangan yang tidak terkendali telah berdampak buruk terhadap kualitas air yang dikonsumsi masyarakat.
“Saya melihat para penambang bekerja ugal-ugalan, bahkan ada yang sampai masuk ke titik sumber air yang digunakan warga. Hal ini membuat air yang sebelumnya jernih kini sering kali keruh,” ujarnya kepada transjurnal.com, Rabu, 19/02/2025 di Kantornya.
Sebagai langkah konkret, pemerintah desa melakukan pembelian pipa sepanjang tiga kilometer untuk menyalurkan air bersih ke seluruh pemukiman warga. Tak hanya itu, sebanyak 70 tandon air juga disediakan agar warga memiliki cadangan air yang lebih bersih dan layak konsumsi.
Selain permasalahan air, desa Sari Mukti juga menghadapi tantangan dalam akses listrik. Untuk itu, pemerintahan desa turut membantu warga dengan pengadaan 15 unit KWh listrik guna mendukung kebutuhan energi masyarakat.
Selain infrastruktur dasar, Antonius juga menjalankan program ketahanan pangan. Baru-baru ini, pemerintah desa membuka lahan palawija serta mengembangkan usaha ayam petelur untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal. Program ini diharapkan dapat membantu warga dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Sari Mukti menyoroti aktivitas pertambangan di desanya yang semakin mengancam lingkungan dan kehidupan masyarakat. Menurutnya, tambang yang beroperasi telah menyebabkan satu-satunya sumber air di desa tersebut menjadi keruh dan tidak layak dikonsumsi.
Sebagai upaya mengatasi masalah ini, pemerintah desa telah mengajukan permintaan kepada perusahaan tambang untuk membangun sumur bor, namun hingga kini belum terealisasi.
![]() |
Situasi lokasi di area pertambangan yang ada di Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara. (Dok.tj) |
Antonius menyebut bahwa perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah mereka adalah PT. KS. Namun, tidak hanya perusahaan tersebut yang melakukan penambangan, melainkan juga para penambang koridor yang jumlahnya lebih banyak.
“Kontribusi dari koridor selama ini hanya sebatas uang debu, sementara PT. KS sudah memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan dan kesehatan, termasuk bantuan perbaikan jalan meskipun belum maksimal,” jelas Kades yang bergelar Sarjana Hukum.
Ia berharap agar pemerintah dapat menertibkan aktivitas tambang liar yang ada di daerahnya. Menurutnya, posisi geografis Desa Sari Mukti yang terletak di bawah wilayah pertambangan sangat berisiko jika eksploitasi dilakukan tanpa pengawasan yang baik.
“Saat ini mungkin masih aman, tetapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi lima tahun ke depan. Jika gunung terus digarap tanpa kendali, dampaknya bisa sangat berbahaya bagi masyarakat,” pungkasnya.
Pemerintah desa berharap adanya langkah tegas dari pihak berwenang untuk memastikan aktivitas tambang tidak merusak lingkungan dan mengancam keberlangsungan hidup warga Desa Sari Mukti.
Laporan Redaksi