BOGOR - TRANSJURNAL.com - Kecelakaan tragis terjadi di gerbang Tol Ciawi, Bogor, akibat truk pengangkut air mineral galon mengalami rem blong. Peristiwa ini menelan korban jiwa sebanyak delapan orang, sementara 11 lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan di RSUD Ciawi, pada Sabtu, 08/02/2025.
Selain menimbulkan korban jiwa, kecelakaan ini juga menyebabkan mobil terbakar dan merusak gardu pembayaran tol milik PT Jasa Marga, yang hingga kini masih dalam proses perbaikan.
Ketua Masyarakat Patriot Peduli Air Nasional (MAPPAN), Dede Mujahidin, mengungkapkan bahwa kecelakaan yang melibatkan armada pengangkut air bukanlah hal baru. "Setiap hari, ratusan truk pengangkut air hilir-mudik dari Bogor dan Sukabumi menuju wilayah Jabodetabek dan Banten. Tingginya mobilitas ini perlu diawasi dengan ketat, terutama terkait kapasitas muatan dan kondisi kendaraan," ujarnya.
Dede juga menyoroti potensi besar sumber daya air di Kabupaten Bogor dan Sukabumi yang selama ini menjadi pusat industri air minum nasional. Sejumlah perusahaan besar seperti AQUA, Le Minerale, Ades, Pristine, Cleo, Nestlé, Vit, Cristaline, dan Oasis memanfaatkan sumber daya air di kawasan ini untuk memenuhi kebutuhan air minum kemasan di seluruh Indonesia.
Menurutnya, kecelakaan ini harus menjadi momentum evaluasi mendalam terhadap industri air, baik dari aspek keselamatan transportasi, regulasi izin eksploitasi air, hingga potensi kebocoran pendapatan negara dari sektor pertambangan air.
Ia meminta agar berbagai pihak terkait, mulai dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup, hingga pemerintah daerah Jawa Barat, Bogor, dan Sukabumi, segera turun tangan melakukan penyelidikan dan perbaikan sistem.
"Dengan kejadian ini, kami berharap Presiden Prabowo Subianto bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, serta kepala daerah terkait, segera melakukan sidak dan bersih-bersih terhadap industri air yang diduga banyak beroperasi secara ilegal. MAPPAN siap mendampingi dan memberikan data terkait," pungkas Dede.
Kecelakaan maut ini menjadi pengingat bahwa keselamatan transportasi dan regulasi industri air harus lebih diperhatikan. Evaluasi menyeluruh diperlukan agar kejadian serupa tidak terus berulang.
Laporan : Indrawan