Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Distanak Kolaka Timur Targetkan Indeks Pertanaman 250 di Ladongi, Optimalkan Swasembada Pangan

Wednesday, 19 March 2025 | March 19, 2025 WIB Last Updated 2025-03-20T03:18:52Z

Ridwan, S.Pi., M.Si, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kolaka Timur. (Ft.ist)

KOLTIM - TRANSJURNAL.com -
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kolaka Timur, Ridwan, S.Pi., M.Si, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di wilayah Kecamatan Ladongi. 


Dalam wawancara eksklusif yang berlangsung di kantornya, Ridwan menjelaskan bahwa peningkatan IP menjadi bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden.


"Indeks Pertanaman itu rata-rata masa tanam dan panen dalam satu tahun pada lahan yang sama. Jika kita panen dua kali setahun, berarti IP-nya 200. Namun, dengan adanya Waduk Ladongi, kita harus meningkatkan IP agar pemanfaatan air lebih optimal," ujar Ridwan.


Menurutnya, sebelum waduk dioperasikan, IP di Ladongi berada di angka 200. Dengan adanya waduk, seharusnya terjadi peningkatan, sesuai dengan arahan Bupati Kolaka Timur yang menargetkan IP 300. Namun, setelah mempertimbangkan suplai air dari pihak Balai Wilayah Sungai (BWS), target awal yang lebih realistis adalah IP 250, atau lima kali tanam dalam dua tahun.


Langkah konkret untuk mencapai target ini dilakukan melalui Rembuk Tani yang digelar pada 30 Januari 2025. Dalam acara itu dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan kelompok tani, gabungan kelompok tani, penyuluh se-Kecamatan Ladongi, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Polsek, Camat, serta perwakilan BWS yang mengelola Bendungan Ladongi.


"Dalam rembuk tani tersebut, kami sepakat bahwa di Kecamatan Ladongi kita bisa mencapai IP 250. Sebenarnya, arahan Bupati adalah IP 300, tetapi pihak BWS menyarankan untuk tidak memaksakan angka tersebut karena dikhawatirkan suplai air akan berkurang pada musim tanam berikutnya," jelas Ridwan.


Kecamatan Ladongi dipilih sebagai proyek awal peningkatan IP karena memiliki ketersediaan air yang cukup dan dapat dikendalikan melalui koordinasi dengan BWS. Ke depan, peningkatan IP juga diharapkan dapat diterapkan di daerah lain guna memaksimalkan produksi pangan.


Untuk merealisasikan target IP 250, pemerintah daerah juga berupaya memenuhi kebutuhan petani, baik dalam hal alat dan mesin pertanian (alsintan), pupuk, maupun benih. Ridwan menegaskan bahwa tanpa dukungan ini, akan sulit bagi petani untuk mencapai target yang telah ditetapkan.


"Kami telah menghitung kebutuhan tambahan pupuk, benih, serta jumlah alsintan yang diperlukan, termasuk TR2, TR4, dan combine harvester. Semua sudah kami kalkulasikan dan kami berharap mendapat dukungan penuh agar target ini dapat terwujud," katanya.


Pemerintah juga menjamin kestabilan harga gabah petani. Saat ini, harga gabah kering panen ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram dalam kondisi di pinggir jalan, dengan pengawasan dari TNI dan Polri. Jika ada pembeli yang menawarkan harga di bawah standar tersebut, petani diminta segera melapor.


"Kami juga meminta petani yang akan panen untuk memberi tahu kami lebih awal agar kami bisa berkoordinasi dengan Bulog guna menyerap gabah mereka. Ini adalah peluang emas untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani," tambah Ridwan.


Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan, Distanak Kolaka Timur optimistis target IP 250 di Ladongi dapat tercapai dan menjadi percontohan bagi daerah lain dalam mendukung swasembada pangan nasional. (Adv)


Laporan Redaksi

×
Berita Terbaru Update